About

Selasa, 05 Juni 2012

Kenapa Harus UN (Ujian Nasional)??

Kenapa Harus UN (Ujian Nasional)?


Ujian Nasional (UN) adalah ujian yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat untuk menguji kemampuan siswa-siswi sekolah menengah atas/ sederajat hingga sampai mana kemampuan siswa-siswi kita dalam mengikuti Ujian Nasional.

Dilema UN (Ujian Nasional)

UN atau Ujian Nasional menjadi dilema ketika dalam perkembangannya adanya kekhawatiran dari pihak sekolah dan orang tua akan nasib anaknya yang ditentukan hanya dalam waktu 5 hari ujian nasional. Jika anak-anak mereka lulus maka akan sebuah kebanggaan bagi mereka. Dan namun jika mereka gagal maka akan ada kesedihan dan juga rasa putus asa. Beberapa tragedi terjadi dibelakangi oleh Ujian Nasional, seperti sejumlah siswa yang putus asa dan kemudian sakit, dan bahkan ada yang bunuh diri karena sudah putus asa dengan Ujian Nasional. Tahun 2005 Ujian Nasional dimulai, namun standart kelulusan tahun itu masih cukup rendah sehingga pada tahun itu dan beberapa tahun berikutnya sampai sekitar tahun 2009 (tahun kelulusan saya). Pada tahun itu tingkat standart kelulusan semakin meningkat dan juga membuat terjadinya peningkatan akan kekhawatiran orang tua dan pihak sekolah akan kelulusan siswa dan anak-anak mereka.

Dibalik itu juga kisah akan kecurangan juga pernah terangkat, kita mungkin masih ingat kisah tragis guru-guru yang menolak melakukan kecurangan untuk membantu siswa/i mereka dalam ujian nasional. Ketika nurani guru-guru tersebut di uji untuk tetap membiarkan siswa/i mereka mengeluarkan kemampuan mereka secara maksimal dalam UN.

Persoalan UN sendiri adalah persoalan yang juga melibatkan nurani dan kejujuran. Seperti yang diketahui ada begitu banyak kecurangan yang terjadi saat UN dilaksanakan. Ketika UN itu bisa untuk di lewati para siswa/i sekolah menengah maka hal-hal seperti kecurangan dapat diatasi. Bahkan para siswa/i tersebut tanpa di komandoi akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat lulus dari Ujian Akhir tersebut.

Saya sendiri yang Insya Allah bakal menjadi seorang guru, secara pribadi memandang UN sebagai suatu bentuk keharusan. Dimana UN tidak hanya sebagai barometer kemampuan siswa/i Indonesia namun juga sebagai barometer untuk membuktikan betapa Indonesia sudah mengejar ketertinggalannya akan negara lain. Sebut saja Jepang atau Amerika, kedua negara ini juga melaksanakan ujian sejenis yang menguji kemampuan siswa-siswi mereka. Namun begitu UN juga harus dilakukan berbarengan dengan peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Jadi jika pemerintah akan melaksanakan UN pemerintah harus menyesuaikan taraf pendidikan tersebut. Misalkan ketika pemerintah membuat soal UN maka soal tersebut harus sesuai dengan standart rata-rata, Pemerintah tidak mungkin bisa menerapkan soal dengan standart sebuah sekolah Internasional di Jakarta untuk anak-anak sekolah di Kalimantan, Sumatra, atau bahkan Papua. Oleh sebab itu Hal ini sebaiknya menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat UN yang lebih baik.

Saya beberapa kali mendengar bahwa UN lebih banyak di tolak karena adanya alasan bahwa UN itu hanya sia-sia dan bahkan di Mahkamah Agung bahwa UN cacat hukum, dan Beberapa pendapat lain mengatakan bahwa hanya guru lah yang pantas memberi penilaian terhadap siswa. Jelas pendapat ini keliru, sebab jikalau penilaian akan kelulusan adalah guru maka Indonesia akan mengalami gangguan pendidikan yang luar biasa. Sebab seorang guru tidak akan pernah bisa melakukan penilaian yang Objektif, selalu dan akan selalu ada penilaian Subjektif sehingga Saya bisa menjamin akan terjadi pengingkatan kelulusan yang signifikan jika yang menentukan kelulusan adalah guru. Lain lagi persoalan kolusi dan nepotisme yang mengalir deras dalam darah masyarakat Indonesia, tidak terkecuali dalam hal pendidikan. Jelas UN adalah hal yang bisa di pertimbangkan sebagai barometer.

Sekali lagi, jangan sampai anggapan akan masa depan anak didik ditentukan dalam waktu 5 hari terus membayangi pikiran orang tua dan pihak sekolah. Jadi ketika ada pola dan anggapan baru akan UN maka ketakutan akan UN itu sendiri bisa diatasi. Bahkan, sebagai contoh siswa-siswi kita merasa lebih tenang menghadapi ujian SNMPTN dibanding UN yang notabenenya ujian penerimaan mahasiswa PTN itu jauh lebih sulit ketimbang soal-soal Ujian Nasional.

Jadi UN bukanlah sebuah momok yang bisa menyebabkan ketakutan yang luar biasa, jika kita bijak menyikapi maka jaminan kesuksesan siswa ada didepan mata. Sampai Jumpa di Postingan Selanjutnya, See ya.

0 komentar:

Posting Komentar

About

Abdillah Fauzan. Diberdayakan oleh Blogger.
 
;